Oleh karena saya lagi “tenggelam” dalam anime Usagi Drop ini, rasanya enggak afdol kalau saya enggak bikin review barang sepatah duapatah kata :P
Mulai dari mana ya... hmmm... Usagi Drop (うさぎドロップ). Jujur, saya belum nonton maupun baca seri ini sampai tamat. Jadi, review ini bisa dibilang “setengah mateng” haha...
Awal saya kenal Usagi Drop adalah dari teman kampus saya.
Dia emang udah paham betul selera tontonan saya kayak gimana, jadi waktu dia merekomendasikan
anime ini, saya langsung high-expectation deh :3 Apalagi teman saya itu bilang
dengan yakin, “Gie pasti suka deh!”
Oke, prolognya selesai, langsung ke ‘kesan pertama’ saya terhadap anime ini~
Oke, prolognya selesai, langsung ke ‘kesan pertama’ saya terhadap anime ini~
Usagi Drop (atau Bunny Drop) merupakan manga yang ditulis oleh Unita Yumi (宇仁田ゆみ) yang sudah tamat di jilid ke-9. Sementara animenya pun sudah tamat musim panas lalu sampai episode 11. Kabarnya, kisah ini akan diadaptasi juga menjadi live action.
Yang paling pertama menarik perhatian saya adalah kedua karakter utama: oom-oom 30 tahun dengan lawan main anak perempuan yang MASIH lima tahun! Saya segera suuzon, wah, bakalan beraroma lolicon nih... pikir saya.
Cerita dibuka dengan adegan Kawachi Daikichi (河地大吉), seorang workaholic yang sampai usia ‘kepala tiga’ masih hidup sendiri, mendadak dikabari bahwa Kakek dari pihak Ibunya meninggal dunia. Ternyata sang Kakek meninggalkan seorang anak perempuan yang masih berusia lima tahun! WTH!
Kaga Rin (鹿賀りん), anak
perempuan itu, seolah dimusuhi oleh seluruh anggota keluarga yang datang ke
pemakaman karena dia anak hasil hubungan gelap. Eeerr... sebenernya ini juga
sih yang membuat saya rada ilfil sama Usagi Drop, enggak masuk akal bagi saya
seorang kakek 70 tahun punya anak umur lima tahun =_____=
Well, abaikan saja keluhan enggak berdasar itu.
Adegan pertemuan pertama Daikichi dengan Rin
sangat-sangat-sangat berkesan bagi saya :) Hanya saling tatap, tapi terasa ada chemistry di antara mereka. Dan, uh,
dilatarbelakangi musik yang indah dan lembut... Segalanya membuat adegan super-singkat
itu menjadi sebuah adegan bermutu.
Rin harus dirawat oleh seseorang, tapi semua orang tampak
enggan. Segala alasan dikemukakan, mulai enggak punya uang untuk membiayai
hidup sampai sibuk bekerja.
Akhirnya, (uuuh... saya SUKA Oom Daikichi di adegan ini!
>///<) Daikichi yang menawarkan diri, menghiraukan berbagai keluhan dan
ketidaksetujuan dari keluarganya.
Yep, episode pertama yang sangat-amat-bagus-sekali! Saya PUAS! Sampai sekarang sudah tiga atau empat kali saya menonton episode pertama, tapi teteeeeeeep aja saya nangis sesenggukan! Betapa cengengnya saya!!! TAT
Nah, sekarang mari kita telisik-telisik kisah lembut nan manis ini~
- Artwork: Dipenuhi warna-warna halus seperti pastel, merah muda, hijau, kuning. Sungguh membantu penyampaian esensi cerita ke penonton dengan warna-warna sederhana namun memikat penuh kelembutan itu. Pokoknya warna-warna Usagi Drop membuat segalanya terkesan semakin lembut dan lembut lagi, manis dan manis lagi!
Kekurangannya, terkadang ada adegan
TANPA latar belakang gambar. Cuma satu warna polos aja! Ugh! Terkadang adegan-tanpa-latar-belakang-gambar
itu ditempatkan di adegan penting! Sukses melenyapkan feel adegan tersebut >:( *kesel*
Kerja bagus, tim artwork! Saya kasih
nilai 80 dari 100!
- BGM: Denting-denting halus, petikan-petikan kecil, gesekan-gesekan manis... aaaah... benar-benar memanjakan telinga saya~ :3
Suka! Menyentuh hati!
Transisi BGM menuju ke sebuah adegan
penting juga terasa sangaaaat halus! Penonton jadi turut merasakan “Ah, ini
adegan penting”, hanya dengan mendengarkan latar musiknya saja...
Saya kasih nilai penuuuuh untuk ini! 100,
dengan setulus hati xD
- Opening & Ending theme song: Hmm... ini dia masalah Usagi Drop, bagi saya. Opening song-nya lagu ceria mengenai anak perempuan yang berjudul “Sweet Drop” oleh PUFFY. Kurang sreg, karena liriknya bukan untuk anak-anak (well, mungkin bagi sebagian orang ini soal remeh). Memang ear-catchy sih, tapi entah kenapa... Saya juga kurang suka dengan jenis vokal penyanyinya yang terlalu cempreng #selerapribadi
Berbeda lagi untuk ending song “High
High High” oleh band Kasarinchu. SUKA. Manis dan bikin saya ingin ikut
loncat-loncat sama Rin dan para kelincinya~
もうハイハイハイ,はしゃぎ出す気持ちに~*nyanyi*
Walau begitu saya tetep sukaaaaaa klip /
artwork untuk masing-masing song theme-nya. Terasa begitu kanak-kanak~ :3
Nilai eeerrr... 85, かな?
Nilai eeerrr... 85, かな?
- Character Development: Kedua tokoh utama tak perlu dipertanyakan lagi. Sangat berkarakter! Tidak mudah dilupakan orang. Walau Daikichi sekadar pegawai kantoran biasa(会社員), begitu sederhana dengan kehidupannya yang biasa-biasa saja. Dia berpikir akan terus hidup biasa-biasa saja sampai akhirnya Rin datang. Oom ini benar-benar berkembang seiring cerita berjalan~
Sementara Rin pun berkembang sangat pesat. Kehidupan
barunya dengan Daikichi membuatnya sering tertawa dan ceria selaiknya anak
biasa.
Karakter lainnya juga sama sederhananya:
Kouki-kun dan Mama, Reina-chan dan Mama.
Perkembangan karakter tidak berkesan
terburu-buru namun juga tidak lambat kayak siput. Sip! Nilai 80!
- Seiyuu (dubber): Last but not least. Seiyuu adalah unsur penting sebuah anime! \(>o<)/
Pantas saya merasa seiyuu Rin “mentah”. Ternyata mereka menggunakan anak kecil ASELI! Bukan
perempuan dewasa yang disengaja bersuara anak-anak. Sepertinya semua tokoh anak
di seri ini disuarai oleh anak-anak juga. Dan kealamian akting suara mereka
menjadi daya tarik tersendiri untuk anime ini. (Dan saya suka suara Kouki-kun!)
Suara Oom Daikichi pun terdengar sesuai.
Saya enggak ada masalah dengan seiyuu
lainnya. Hmm... nilai 90 untuk kekreatifan staf menggunakan anak kecil asli
sebagai seiyuu.
Dan ya, saya gatel untuk mengaitkan kisah Usagi Drop dengan keadaan sosial masyarakat Jepang kontemporer. (WARNING: mulai dari sini akan jadi sedikit ilmiah dan membosankan xD)
Sepanjang saya menonton anime ini, saya otomatis teringat dengan komposisi populasi penduduk Jepang dewasa ini. Piramida penduduknya berbentuk nisan yang berarti jumlah anak sudah semakin sedikit. Dan sudah jadi pengetahuan umum di antara peneliti Jepang bahwa dalam kurun 50 tahun lagi, populasi penduduk Jepang akan menyerupai piramida terbalik: anak kecil sangat jarang, sementara orang tua renta akan membanjiri negeri.
Hal ini dikarenakan orang Jepang sudah kehilangan minat untuk memiliki anak. Mereka sudah terlalu letih dengan pekerjaan mereka. Apalagi ada diskriminasi terhadap pekerja perempuan, dimana jika mereka cuti hamil, maka saat kembali masuk ke perusahaan, perempuan-perempuan itu tidak bisa kembali ke jabatannya semula melainkan kembali ke posisi paling bawah seolah mereka pekerja baru.
Seperti yang diungkapkan oleh tokoh adik perempuan Daikichi dimana ia menolak mentah-mentah rayuan orang tuanya untuk menikah dan punya anak. Dengan ketus ia berkata bahwa ia masih ingin berkarir, minum sake setiap malam di luar, dsb dll.
Hal yang sama pun diungkapkan oleh karakter senpai Daikichi yang bernama Goto. Oleh karena ia ingin mengurusi anaknya dengan baik, akhirnya perempuan itu rela melepaskan jabatannya dan kembali ke bagian pekerja kasar di perusahaannya sendiri.
Aaaah... sebenarnya
masih bisa dijabarkan lebih detil dan mendalam. Tapi nanti malah jadi karangan
ilmiah, bukannya review anime xD








Tidak ada komentar:
Posting Komentar