Cek di sini

Senin, 14 Desember 2015

[Terjemahan] 法術 = Gramarye (from "Evil Eater" by Issei Eifuku & Kojino)

Pada bulan Desember ini, saya (alhamdulillah) kebanjiran order terjemahan naskah komik dari bahasa jepang ke bahasa indonesia.
Salah satunya komik yang berjudul "Evil Eater" yang dikarang Issei Eifuku dan digambar oleh Kojino (yang juga menggambar "Prizona 6")

Evil Eater 01 & 02 di pojok kanan bawah

Jujur, saya sangat-amat ngeri(?) dengan Evil Eater dibanding buku-buku lainnya. Kengerian itu dipicu selain karena genre Evil Eater yang termasuk sci-fi--yang jelas-jelas bukan genre bacaan favorit saya--juga karena banyaknya istilah dan kanji yang menyulitkan.

Sabtu, 05 Desember 2015

Review: Jip, His Story

Jip, His Story Jip, His Story by Katherine Paterson
My rating: 3 of 5 stars

Ternyata ini ceritanya mengenai isu perbudakan orang-orang Negro (keturunan Afrika) yang berada di Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-19. Jip, si tokoh utama, awalnya dikira anak kaum gipsi yang terjatuh dari kereta kuda di daerah sebuah pertanian miskin. Namanya, Jip, pun diambil dari kata "gipsi".
Dari penyebutan-penyebutan diri Jip sebagai "anak gipsi" oleh orang-orang di sekitarnya, bisa ditarik kesimpulan kalau sebenarnya ada diskriminasi orang-orang kulit putih terhadap kaum ini juga, meski di novel ini gak dijabarkan dengan detail kenapa.
Masalahnya, ketika terungkap bahwa Jip ternyata bukan kaum gipsi melainkan anak budak Afrika, perlakuan yang didapatnya jauuuuuh lebih kejam. Gak peduli posisi Jip yang udah tinggal bersama-sama mereka dan bekerja keras sebagai anak pertanian miskin selama bertahun-tahun, pada akhirnya ketika terungkap dia anak budak, perlakuan orang-orang dewasa di sekitarnya jadi berubah drastis. Seorang ibu yang pada musim dingin lalu berani menitipkan anak perempuannya ke Jip untuk diurus, malah langsung menganggap Jip barang buruan begitu ketahuan dia anak budak Negro. Bener-bener gak masuk akal, tapi diskriminasi seperti ini masih sangat kuat di negara adidaya itu hingga saat ini, kita gak bisa menutup mata. Saya jadi teringat "To Kill a Mockingbird" karya Harper Lee yang juga membahas diskriminasi kulit putih dan hitam di sana.

Btw, saya sedih banget pas Put mati. Saya jadi sempet marah sama Jip karena dia keras kepala pengen membawa Put dalam pelariannya, padahal selain pesakit, Put juga udah tua dan gila. Mana bisa seorang anak tanggung kayak Jip bisa menjaganya sendirian.
Agak kesel juga kenapa si Luke Stevens gak datang tepat waktu untuk mengecek Jip saat bersembunyi di pondok tua di deket pertaniannya. Malah Jip keburu kabur nemuin Put dan melanjutkan perjalanan berdua--yang berujung pada kematian Put.
Adegan kematian Sheldon maupun Put, menurut saya, kurang klimaks. Tapi, justru, di situlah jadi berasa bahwa tokoh-tokoh yang sejak awal kehadirannya penting itu, bisa mati begitu saja. Dadakan. Gak pakai adegan pertarungan yang keren maupun perputaran kehidupan yang menyenangkan terlebih dulu. Efek yang saya terima pas baca jadi "berbeda".

Gitu deh.
Ini novel yang menarik.
Tapi... terjemahan dan editannya agak-agak bikin kliyengan yak ahahaha.... Kurang nikmat bacanya jadinya ||orz

Btw, ini buku dikasih temen saya yang tahu kalau saya selama ini nyari-nyari novel Paterson yang satu lagi: Bridge to Terabithia--yang sampai sekarang belum kesampaian juga untuk saya baca.

View all my reviews

Review: Pride and Prejudice

Pride and Prejudice Pride and Prejudice by Jane Austen
My rating: 3 of 5 stars

Hmmmmmmmmmm... Sementara teman-teman saya yang lain tergila-gila dengan buku ini dan menyodorkannya pada saya karena kata mereka, "BAGUS BANGET, GIE!!!"; saya malah acapkali merasa bosan saat membaca novel ini. Terlalu banyak basa-basi, mungkin, adalah faktor utamanya. Yah, memang mungkin berbasa-basi adalah suatu bentuk kesopanan dan keanggunan tersendiri pada zaman novel ini ditulis, tetapi... yah... bagi saya, itu menghambat saya dalam membaca dan membuat saya cenderung eeer... cepat bosan.

Padahal di sisi lain, saya sangaaaaat menyukai The Prince and the Pauper-nya Mark Twain, yang juga mendalami kehidupan masyarakat dan politik Inggris zaman dahulu.
Mungkin karena saya lebih menyukai cerita-cerita yang penuh petualangan semacam itu? Dibandingkan dengan Pride and Prejudice yang tokoh-tokohnya bangsawan melulu dan kerjaan mereka hanya saling berkunjung dan menyelenggarakan pesta dansa untuk mencari jodoh (yang bagi saya itu terdengar sangat konyol dan gak berarti--maafkan saya). Konfliknya pun melulu soal "siapa jodoh saya nanti?", "berapa banyak harta dan warisan bangsawan itu?", "seberapa tinggi derajatnya di kalangannya?", "seberapa cantik rupa nona keluarga itu?", "wanita buruk rupa tidak pantas bersanding dengan pria bermartabat itu, bukan?" dan lain-lain sebagainya.
Yah, bagi saya sih, itu konyol.


Tetapi, sekitar 100 halaman terakhir membuat saya mulai "melek" dan gak mudah ketiduran lagi pas membaca. Mungkin karena konfliknya mulai memanas dengan masalah Wickham dan Lydia, dengan CLBK-nya Bingley dan Jane, dan sudah adanya hubungan yang jelas antara Darcy dan Elizabeth.

Begitu deh.
Mungkin saya tipe-tipe yang lebih demen cerita-cerita yang mengutamakan konflik masyarakat kelas bawah seperti pada The Prince and the Pauper dibanding ngeliatin bangsawan kelas atas musingin warisan dan jodoh.
Iya, jadi ini masalah selera saja.


View all my reviews

Senin, 23 November 2015

[Review] Love Sign (Usami Maki)

Love Sign Vol. 2 Love Sign 1-5 by Maki Usami
My rating: 2 of 5 stars

Tokoh ceweknya gak manusiawiiiii!!! Dia terlampau seperti malaikat yang suci dan gak berdosa dan bernoda, yang seolah segala kebaikan umat manusia tuh ada di dia dan keburukan umat manusia tuh nihil dari dia!!!
Sungguh gak manusiawiiiiiii!!! Uwooooooorghhhh ngebaca cerita dengan tokoh utama sesuci malaikat tuh bikin saya geli dengan diri saya sendiri yang tampak seolah-olah begitu bejat jika dibandingkan si tokoh utama iniiiiii!!! Apalagi dia super ceroboooooh!!! Duh, saya paling gak demen kalau ada tokoh cewek yang ceroboh (apalagi jika bonus begok juga!) malah dianggap manis sama cowoknya!! Plis lah, cewek ceroboh itu mananya yang manis? Kalo boleh saya bilang, ceroboh itu bahasa halusnya "gak berguna". Gitu deh.
F-R-U-S-T-R-A-S-I.

Oke, oke, cukup menyindir-nyindir si cewek tokoh utama.
Eh? Iya, emang paragraf awal saya di atas itu "sindiran" kok. Saya gak bener-bener memandang diri saya sendiri bejat kok. Tapi kalau merasa "frustrasi" setelah baca ini, emang kenyataan :v

Hmmm... yah, bukan selera saya kali yak, cerita dengan tokoh utama se-"malaikat" ini ||orz
Apalagi tokoh utama cowoknya juga sebelas-duabelas sama ceweknya. Tipikal komik shoujo gitu deh. (Terus kenapa lo masih juga baca komik shoujo???) Soalnya kadang ada komik shoujo yang "manusiawi" yang bisa bikin saya demen sedemen-demennya, jadi yah... saya masih akan terus membaca-baca genre ini, tampaknya.

Duh, bukannya fangirling tokoh utama cowoknya, saya malahan fangirling bapaknya si tokoh utama cewek <3 *dasar si Gie* *ojikon is always be ojikon*
Padahal saya lumayan suka Taiga di jilid 1, tapi kenapa di jilid 2 ini si Taiga jadi berasa "drama" banget??? Uh, yeah, emang komik ini tuh drama, drama everywhere!!!


Sabtu, 07 November 2015

Rabu, 04 November 2015

[Review] Doujin AkaFuri “When You Wish Upon a Star” by En-ka

2,5/5 bintang.

Saya milih doujin Enka untuk saya ulas sekarang karena eeer... saya udah beberapa kali bikin review untuk beberapa karya Enka sebelumnya, jadi rasanya lebih “mudah” dibanding bikin review untuk karya orang-orang baru—mungkin karena saya udah punya perbandingan. Juga karena saya perlu beralih ke doujin lain sebelum ngelanjutin review LN AkaFuri yang udah saya review sebagiannya.


Sampul depan: Furihata


Senin, 02 November 2015

[Review] AkaFuri Light Novel Anthology "412" Part 1 - "Glassy Dawn" by Light of Leviathan


1/5 bintang.


“Langit malam yang teduh berbintang mengecupi ufuk fajar. Seperti matanya. Seperti diri satu sama lain yang terefleksi dalam lanskap pandang mereka. Karena Akashi tidak mau Furihata terjerembab disekap gelap; hampir seperti dirinya.”

Sinopsis itulah yang kontan membuat saya langsung memilih untuk membaca fanfic terakhir di antologi ini lebih dulu. "Terjerembab disekap gelap"... hmmmmm.... kayak puisi ya?
Lalu, “Langit malam (...) mengecupi ufuk fajar” bagian ini nih yang memicu keputusan saya untuk langsung lompat ke fanfic terakhir.
Memilih kata “mengecup” untuk menyambungkan kata “langit” dan “ufuk”? Huuumm.... Gak biasa.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Review: The Borrowers

The Borrowers The Borrowers by Mary Norton
My rating: 4 of 5 stars

Saya gak bisa ngelepasin bayang-bayang Arrietty versi Ghibli sepanjang membaca novel ini, padahal novel inilah karya orisinalnya. Itu karena saya keburu nonton duluan dibanding baca bukunya sih.
Btw, berbeda dengan di versi animasi, di novel ini si tokoh anak cowok gak sempat memberitahukan namanya hingga akhir cerita. Jadi dia cuma terus disebut sebagai "The Boy" oleh Arrietty dan keluarganya. Entah gimana, untuk poin ini saya jadi merasa lebih sedih dibanding animasinya; seenggaknya di animasi si anak cowok sempat ngasih tahu namanya ke Arrietty kan?

Selain itu, di novel ini pun The Boy gak sempat mengucapkan salam perpisahan dengan baik. Setelah kejadian di dapur dengan sang pembantu rumah, keluarga Borrowers Clock langsung ingin dimusnahkan dengan asap yang ditiupkan ke bawah lantai sepenjuru rumah sementara The Boy dikurung selama beberapa hari di nursery di lantai atas. Jadi begitu ada kesempatan, The Boy langsung buru-buru ngebuka jalan keluar untuk Arrietty dan keluarganya tanpa sempat melihat sosok mereka lagi.
Dan ini justru bikin lebih nyesek dibanding animasi dimana Sho sendirilah yang mengantarkan keluarga Arrietty pergi.

Begitulah.
Saya gak nyangka aja cerita aslinya lebih nyakitin dalam beberapa poin :"(

View all my reviews

Selasa, 13 Oktober 2015

2 Judul Baru untuk Diterjemahin!! \o/

Akhirnya naskah yang ditunggu-tunggu dateng jugaaaa~~~ Abang tukang paketnya lama nian ngirimnya, saya sempet waswas paket naskahnya nyasar :'(

Ada total 6 naskah di paket itu ufufufufu~~~ Alhamdulillah saya masih bisa melanjutkan hidup #eh
Ketauan deh belakangan ini si Gie kekurangan naskah :'( I can't live without kerjaan dan duit~~~ *terlalu jujur*
Yang pasti, saya yakin silahturahmi emang bawa rezeki!
(ノ>ω<)ノ :。・:*:・゚’★,。・:*:♪・゚’☆

Enw, ada dua judul baru yang bakal si Gie terjemahin!!! Uwowowowo~~~ jadi gak sabar sendiri niiih kyaaaa~ (>///w///<)




Liat kan? Liat kan???

Selain The Moonlight that Surrounds Me-nya Hiwatari Saki jilid 9 dan 10, yang merupakan judul yang udah lama saya terjemahin; masih ada Birdmen karya Yellow Tanabe jilid 1 dan 2, jugaaaa... *eng ing eeeng* Noragami karya Adachitoka jilid 11 dan 12!!! Wuhuuuuuu~~~~ Saya dapet Adachitokaaaaaaaaaa~~~ Kyaaaa uwuwuwuwuuuuuuu hwehehehehe yeyeyeeeeiyh~~~ ♪ヽ(▽ ̄ )ノ/(_△_)ヽ(  ̄▽)ノ

Ngeliat daftar judul-judul terjemahan saya, entah ngapa kayaknya saya makin bergeser ke spesialis shounen manga. Apa boleh buat sih, kayaknya di Elex makin susah dapet kontrak shoujo manga. Well, bukan berarti saya lebih suka shoujo dibanding shounen manga, masalahnya saya orangnya bosenan, mesti dikasih naskah yang beragam (termasuk shoujo dan shounen manga sekaligus) biar kerja tetap maksimal.
Ah, tapi kayaknya genre dan mangaka yang beragam udah cukup buat ngilangin kebiasaan bosen saya.
*penerjemah yang ngakunya profesional tapi tetep aja moody-an* *penerjemah juga manusia, punya rasa punya hati :") *

Yang Birdmen agak ngeri nih, saya gak biasa sama yang komedi--well, meski gak murni komedi tapi lebih ke action/adventure sih.

Pokoknya, saya akan berusahaaaaaa~~~ (๑•̀ㅂ•́)و
Dan boleh gak saya ngeduluin Noragami? #enggak *udah mulai pilih kasih ke "anak" nih* *menggulung jadi sushi*
Semoga saya bisa bikin Yato makin bego, Yukine makin manis, dan Hiyorin makin gahar!!! (ง ͡ʘ ͜ʖ ͡ʘ)ง #salahwoi

Jumat, 02 Oktober 2015

30-Day Book Challenge: Day 02


Day 02 - A Book that You've Read More than 3 Times


A Necklace of Raindrops and Other Stories 
by 
Joan Aiken & Jan Pienkowski ♥♥♥♥♥ 





Saya kebetulan nemu foto yang ada Pak Pienkowski-nya pas sesi tanda tangan cetak ulang buku Necklace of Raindrops tahun 2009, jadi sekalian aja gak cuma fangirling-in bukunya, tapi juga sekaligus Pak Pienkowski-nya fufufufufufufuuuuuu~~~~ ♥♥♥*gelundungan nebarin hati penuh cinta* ♥♥♥

Kandidat saya untuk Day 02 ini (urutan acak):
1. The Secret Garden oleh Frances Hodgson Burnett
2. The Prince and the Pauper oleh Mark Twain
3. Odette: A Springtime in Paris oleh Kay Fender
4. A Necklace of Raindrops and Other Stories oleh Joan Aiken dan Jan Pienkowski

Menyeleksi buku untuk Day 02 ini sangat mudah buat saya ehehehe.... Saya tinggal ngecek buku-buku apa saja yang selaluuuuuu saya taruh di rak di dekat saya dan selalu saya bawa ke mana pun saya pindah selama ini (terutama waktu berkali-kali pindah kos selama kuliah dan awal kerja dulu); juga merupakan satu-satunya rak yang buku-buku di dalamnya saya susun dengan rapi.

Terus, saya tinggal menghitung kira-kira buku mana yang paling sering saya buka di antara keempat kandidat itu.
The Secret Garden sering saya baca ulang karena selain suka ilustrasinya (yang versi saya punya ilustratornya Tasha Tudor) saya juga demen tokoh Dickon--anak cowok yang ke mana-mana selalu dikelilingi hewan ♥

The Prince and The Pauper mungkin lebih sering saya buka dibanding Secret Garden karena saya demeeeeeen banget Kesatria Miles Hendon ♥ Dan jujur, tiap kali saya baca ulang novel Mark Twain ini, saya cuma baca ulang bagian-bagian di mana Sir Hendon ngurusin si Prince yang supeeeeeerrr egois, kekanakan, naif (atau boleh dibilang bodoh) itu dengan penuh kesabaran kayak ngurus anaknya sendiri.

Odette ini... saya demen ilustrasinya dan kisahnya yang heartwarming soal seorang kakek pengamen dan burung kecil yang selalu menemani si kakek mengamen dengan suara siulannya. Ending-nya agak sedih karena si kakek mendadak meninggal saat si burung kecil itu sedang migrasi karena musim dingin.

Tapi dibanding tiga buku itu, ternyata saya masih lebih sering membaca ulang buku Bu Aiken dan Pak Pienkowski yang Raindrops ♥
Yang saya punya sebenernya terbitan lama dan sampulnya bukan yang ada di foto ini.
Buku ini merupakan kumcer yang berisi 8 cerita fantasi yang sangaaaat manis dan menggugah imajinasi. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Bu Aiken dalam buku ini. Dengan imajinasinya yang liar dan seolah tanpa batas. Juga dengan betapa manisnya cerita-cerita beliau di sini. Khas banget. Spesial.
Buku ini udah jadi semacam "kitab suci" seorang Gie tiap kali ini menulis cerita fantasi anak. Bu Aiken adalah inspirasi tulisan-tulisan saya. Sayang, saya mengenal karya beliau setelah beliau wafat. Saya ketemu buku ini pun bisa dibilang kebetulan. Waktu itu ada bazar buku bekas di kampus yang diselenggarakan Prodi Jerman dan buku ini langsung menarik minat saya. Padahal kondisi bukunya sudah parah, halamannya sudah banyak yang lepas dari sampulnya, kotor pula. Tapi ilustrasi-ilustrasi Pak Pienkowski seolah menyihir saya untuk gak ngelepasin buku ini.
Waktu saya mau bayar, dosen native Jerman yang jaga stan memberinya gratis, katanya karena kondisi buku ini sebenernya udah gak layak jual. Saya bahagia banget waktu itu ^///w///^
Aaaaah~~~ bener-bener semacam pertemuan takdir ala-ala ketemu jodoh gitu deh ♥♥♥
R-o-m-a-n-t-i-s ♥

Btw, Bapaaaaaaaaaak~~~ saya ngefans, Pak Pienkowksi!! Bapak sama Ibu Aiken tuh udah kayak OTP saya untuk buku anak, Pak, dan saya gak pernah masang-masangin pengarang lain selama hidup saya, Pak, cuma Anda berdua, Pak~~~ ♥♥♥

Psst... sebenernya saya ada rencana buat menjadikan buku-buku Ibu Aiken (terutama yang ilustratornya Pak Pienkowski) sebagai mas kawin kalau nanti saya menikah, makanya saya menahan diri untuk gak beli-beli buku beliau dulu. Ufu ♥
(Sumber foto: achuka.co.uk)

Kamis, 01 Oktober 2015

30-Day Book Challenge: Day 01

Day 01 - Best book you read last year:

The Flower Fairies Changing Season
by
Cicely Mary Barker




"Last year" di sini saya artikan tahun 2014 dan langsung membuat saya mengobrak-abrik akun Goodreads saya untuk mengecek ulang buku-buku apa saja yang saya baca selama tahun itu.
Agak kesulitan karena ternyata cukup banyak buku yang saya daftarkan ke GR pada tahun 2014. 

Beberapa kandidat saya untuk Day 01 ini adalah (urutan acak):
1. The Kingdom Under the Sea oleh Joan Aiken dan Jan Pienkowski
2. Doukyuusei (同級生) series oleh Nakamura Asumiko
3. Peter Nimble oleh Jonathan Auxier
4. The Flower Fairies Changing Seasons oleh Cicely Mary Barker

Peter Nimble menjadi kandidat yang saya coret paling pertama karena setelah membaca ulang review sendiri di GR (ini link review saya) saya jadi teringat kembali kalau sebenarnya masih banyak kekurangan pada novel debut Auxier tersebut.

Kingdom Under the Sea adalah yang saya coret selanjutnya karena saya masih lebih menjagokan kumcer Aiken yang orisinal "A Necklace of Raindrops and Other Stories" yang sudah pernah saya post di blog ini juga.

Tersisa manga-nya Nakamura Asumiko dan picture book-nya Cicely Barker dan keduanya sama-sama kuat. Jujur, kalau bisa saya pilih keduanya deh :"( 
Nakamura Asumiko dan Cicely Barker itu enggak bisa dibanding-bandingkan. Keduanya punya spesifikasi yang berbeda, mulai dari genre sampai zaman. 
Tapi, apa boleh buat. Saya harus mengambil keputusan bulat *si Gie mulai terlalu serius untuk challenge main-main ini* dan akhirnya saya memutuskan untuk memilih buku bergambarnya Cicely Barker untuk Day 01 ini. 


Cicely Barker punya gaya gambar yang feminim yang sangat khas era 1800-an akhir menjelang 1900-an di Eropa. Klasik, cantik. Saya suka. Saya juga sama sukanya dengan gaya gambar Margaret Tarrant--dan saya baru tahu belum lama ini kalau mereka berdua (Barker dan Tarrant) adalah sahabat dan sering menggambar bersama. Pantas saja selera mereka juga sama: dunia peri, apalagi pada masa itu memang lagi booming soal peri-perian di Eropa. Makanya buku-buku mereka kebanyakan bertema peri, ehehehe....

Selain itu, buku yang saya punya ini bisa ditarik-tarik (sliding book) gitu, jadi demen mainin(?)-nya <3 <3 <3 


Let's Start the "30-Day Book Challenge"!!!

Jadi, karena banyak temen yang memulai tantangan-tantangan 30 harian gitu (yang lagi ngetren sekarang tampaknya tantangan untuk "game"), saya jadi memutuskan untuk ikut-ikutan tren xDD

Tapi yang saya pilih "buku", karena rasanya lebih mudah (?) aja buat saya. Dan sengaja saya mulai hari ini, supaya pas sama kalender :p

Day 1 book challenge ini akan langsung saya post setelah ini <3





Selasa, 15 September 2015

[Cerpen] PLUVIOPHOBIA



Tik. Tik. Tik.
Hujan mendadak malas merintik saja di kota London, setelah beberapa hari turun dengan ganas, membuat langit petangnya keemasan. Syukurlah, karena baru-baru ini aku tiba-tiba benci hujan.
Aku pluviophobia—semenjak gadis belia itu ditemukan terbujur kaku di bantaran Thames yang tengah diterpa hujan deras.
***


Minggu, 06 September 2015

Fanbook Doukyuusei-Sotsugyousei (Nakamura Asumiko)



Front cover

Yeay, I bought Doukyuusei Fanbook!!! Woohoooooo~~~  ♪♪\(^ω^\)( /^ω^)/♪♪

Even if I have some friends live in Japan (for studying abroad or working), I rarely make them buying something for me when they return to Indonesia. Idk, I just don't want to trouble them to hunt what I want, then use their money for me (even if I'll pay them later), and bring my luggage all the way to Indonesia; except if they themselves offered to bring me something.
And, luckily, a friend of mine who is studying abroad asked me if there's something that I want from Japan because he'll bring it to me when he return home--and I just "Well, why not?"


Selasa, 25 Agustus 2015

[Review] The Wolf and the Hungry Boy by Refrainbow



Gak usah pake basa-basi pembukaan lah ya. Langsung aja. (Bingung mau pembukaan gimana soalnya ahahaha~)

“The Wolf and the Hungry Boy” ini komik indie yang langsung menarik minat saya semenjak baru di-publish secara online di sini. Awalnya cuma kebetulan liat ada temen Facebook yang nge-share tautannya dari akun Rayda, empunya Refrainbow ini. Sekali liat, saya langsung demen nuansa ilustrasi dan ceritanya—apalagi saya memang demen cerita-cerita fairy tale-ish.

Ah, bahasan soal konten cerita saya tunda dulu, mari kita lihat fisik bukunya.

Pertama dan terutama!!! Saya kecewa beraaaaaat dengan cetakannya. K-E-C-E-W-A B-E-R-A-T. Entah ini karena emang percetakannya gak bagus, atau emang sayanya aja yang lagi bernasip naas dan hanya punya saya aja yang cetakannya jelek *hiks*
Isi buku punya saya penuh bercak-bercak putih di TIAP halaman sebelah kiri ||orzzzz Kasihanilah sayaaaaa uweweweweweweeee~~~!!! Kalo cuma 1-2 halaman sih masih oke ya, masih bisa diterima. Ini mah dari depan sampe belakang, Emaaaaaak Q____Q Hidup ini tidak adiiiiillll wowowowowo!!!


Minggu, 16 Agustus 2015

[Cerpen] Bernard dan Lil (Beruang dan Monyet Kecil)

Bernard dan Lil (Beruang dan Monyet Kecil)

Duniamimpigie



“Kau yakin ini tempatnya, Lil?”

Pria dengan ukuran tubuh yang membuatnya berkesan mirip beruang itu bertanya, sekedar memastikan.

Yang ditanya kontan melancarkan tendangan ke betis si beruang―dengan tingginya itu, hanya sebatas itu yang mampu kakinya capai. “Sudah dari tadi kubilang, bukan! Otakmu tuh otak ikan, ya? Atau udang? Bernard, kau tolol banget sih,” suara nyaring anak kecil menyusul.

Tidak sakit, bahkan tidak berasa apa-apa; tendangan itu terlalu ringan dan kecil untuk si beruang.

“Hei, kalau selalu ngomong kasar begitu, kau tidak akan tumbuh tinggi, Lil. Dan panggilanmu akan terus ‘Lil’ meski kau sudah tua nanti,” kekehnya yang berlanjut menjadi derai tawa singkat. Jemarinya yang raksasa itu mengacak-acak topi pet yang menutupi rambut pirang kusam anak kecil di sampingnya―saking jauhnya perbedaan tinggi mereka, hanya ujung jemari sang beruang yang bisa menyentuh si bocah.

“Jadi, siapa yang akan membuka pintu ini? Aku? Atau kau?” balas si bocah sambil menepis jemari si beruang dari kepalanya dan membetulkan posisi topi petnya. Dari saku kanan jaketnya lantas ia mengeluarkan serenceng benda logam: beragam ukuran peniti, kawat besi, jepit rambut, sampai kunci kecil. “Aku yakin punya yang untuk jenis pintu ini,” imbuhnya sambil memilah-milah, lidahnya menyisiri bagian dalam deretan gigi atasnya bolak-balik—kebiasaannya saat berkonsentrasi.

“Tergantung mau dilakukan secara heboh atau tidak, Lil,” balas si beruang untuk pertanyaan si bocah. “Aku sih suka yang heboh,” lanjutnya, ada kesan geli dalam suaranya.

“Dan aku tidak,” pungkas si bocah sambil mulai memasukkan sebuah peniti berukuran sedang ke lubang kunci di pintu di hadapan mereka.

Si beruang yang dipanggil Bernard hanya angkat bahu. “Kalau aku yang kerjakan, hanya butuh satu detik untuk membuka pintu ini―bahkan mungkin tidak sampai. Kalau kau...” dia menimbang sejenak, “kali ini mungkin lima menit?”

“Tiga.”

“Baik, baik. Lima,” disusul dengus tawa mengejek saat si bocah memelototinya jengkel. “Orang bebas berpendapat, Lil,” ujarnya membela diri, yang sayangnya, membuat bocah emosian itu akhirnya meledak.

Sabtu, 15 Agustus 2015

Nyoba Nge-Blog (Lagi)

Ini sebenernya gara-gara saya merasa enggak ada lapak buat naruh cerpen-cerpen saya :"(
Maksud saya... yah, selama ini memang biasa majang di Kemudian, tapi karena udah lama vakum di sana (selain karena di sana makin sepi), saya makin kesulitan nyari lapak baru.
Nge-post cerpen di Facebook bukan pilihan bagus, menurut saya. Karena selain pembacanya temen-temen sendiri, saya juga ogah membuka setting-annya jadi public. 
Ditambah lagi, saya perlu tempat curhat *apa mungkin ini alasan utamanya? :p * dan tempat buat naruh review-review karya indie kawan-kawan saya--lagi-lagi karena kalau di Facebook khawatir tenggelam dengan cepat dan susah di-tracking kembali.

Begitulah.
Jadi, intinya saya mulai menghidupkan blog saya yang udah ditinggalin dan jadi sampah dunia maya sejak tahun 2011.
Semoga kali ini saya konsisten.
Ya, begitulah.
Haha~
/si Anggi gak jelas bener nih/

Eniwei, silakan sering-sering mampir ke sini ya! Supaya si Gie makin rajin juga nge-post di sini :p

Koleksi Buku Anak Bergambar si Gie #1









Buku anak dan dongeng bergambar memang gak pernah bikin si Gie bosen hehe o(*>ω<*)o
Kalau diurutin dari yang paling mahal (dan sulit mendapatkannya juga, tentu), itu yang "The Kingdom Under the Sea" buatan Joan Aiken dan Jan Pienkowski (udah pada lihat review saya untuk karya mereka yang lain, "A Necklace of Raindrops"?
Saya sampai perlu menghubungi beberapa toko buku online dan membanding-bandingkan harga yang mereka tawarkan. Ini pun akhirnya saya beli yang bekas (tapi kondisinya masih sangaaaaat mulus!!! ヾ(〃^∇^)ノ♪ ) meski dengan harga yang masih tergolong "WAH" juga, hiks ;______;

Selanjutnya mungkin yang paling bawah, gerombolan buku pelajaran membaca terbitan Ladybird. Apalagi bukunya berat, ongkirnya mahal ahahahaha *nangis di pojokan*

The Flower Fairies Changing Seasons  adalah yang termahal setelahnya. Itu saya temui secara kebetulan di pojok buku (saya bilang "pojok" karena benar-benar di pojok!) di sebuah swalayan yang gak saya sangka-sangka punya koleksi buku impor yang lumayan <3
Isinya cantiiiiik bener. Dan bisa dimain-mainin (?) dengan narik gambarnya ke bawah supaya gambarnya berganti rupa hehehe~

Balalaika isinya benar-benar cantik dengan ilustrasi-ilustrasi perempuannya yang menawan. Recommended banget. Bukan impor, dan bisa ditemui di toko-toko buku lokal. Diterbitkan oleh Penerbit Erlangga Kids tahun 2009.

Sementara Balalaika menang dengan ilustrasinya yang cantik, Ekor si Paus punya ilustrasi yang berkesan "ajaib" dan cute. Asik banget ngeliat isinya yang warna-warni. Sama, diterbitin sama Erlangga juga, jadi bisa ditemui di toko-toko buku lokal.

Balalaika, Ekor si Paus, dan A Kiss Goodnight saya beli saat ada bazaar buku murah di Depok. Bahagia bangeeeeet dapet buku-buku bagus dengan harga murah!! Hehehehe~ Kalau ada yang murah, napa harus beli yang mahal kan?

Udah, udah. Lain kali saya pamer (?) koleksi buku-buku saya yang lain lagi hehehehe └(★o★)┐

Review Novel: The Penderwicks


Sederhana, cuma cerita soal liburan musim panas keluarga Penderwicks. Ya, novel ini HANYA menceritakan soal apa yang terjadi selama liburan musim panas.

Buku yang lembut, heart-warming, soal keluarga dan persahabatan.  Karakterisasinya juga kuat. Padahal keluarga Penderwicks punya empat anak perempuan, tapi saya bisa mengenali mereka hanya dari dialognya ;)

Saya sukaaaaaa karakter Jeffrey di cerita ini. Sampai-sampai setelah membaca buku ini, saya menulis cerita dengan tokoh anak laki-laki seperti Jeffrey :P


Review dan rating saya mengenai buku ini bisa dilihat juga di Goodreads: https://www.goodreads.com/review/show/279980616?book_show_action=false