Cek di sini

Senin, 14 Desember 2015

[Terjemahan] 法術 = Gramarye (from "Evil Eater" by Issei Eifuku & Kojino)

Pada bulan Desember ini, saya (alhamdulillah) kebanjiran order terjemahan naskah komik dari bahasa jepang ke bahasa indonesia.
Salah satunya komik yang berjudul "Evil Eater" yang dikarang Issei Eifuku dan digambar oleh Kojino (yang juga menggambar "Prizona 6")

Evil Eater 01 & 02 di pojok kanan bawah

Jujur, saya sangat-amat ngeri(?) dengan Evil Eater dibanding buku-buku lainnya. Kengerian itu dipicu selain karena genre Evil Eater yang termasuk sci-fi--yang jelas-jelas bukan genre bacaan favorit saya--juga karena banyaknya istilah dan kanji yang menyulitkan.



Jadi, manga Evil Eater ini mengangkat latar belakang "sihir" yang sudah berkesinambungan dengan sains dan tidak dianggap kuno lagi. "Sihir" di komik tersebut sudah diubah namanya menjadi 法術 (houjutsu) dan bukan lagi disebut 魔法 (mahou) dan menjadi salah satu bidang ilmu pengetahuan yang diteliti dan dikembangkan dengan teknologi mutakhir.

Masalahnya, saya langsung panik dengan penggunaan istilah 法術 (houjutsu) yang langsung didiferensiasikan dari 魔法 (mahou) sejak awal buku; padahal di kamus-kamus keduanya sama-sama berarti "magic" atau "spell".
Lah, mau pakai apa saya tiap kali 法術 (houjutsu) disebut-sebut sementara di kalimat yang sama juga ada penggunaan istilah 魔法 (mahou)? Mustahil saya menggunakan kata "sihir" untuk keduanya, bukan?

Makanya, saya memutuskan pakai istilah "hukum sihir" untuk sementara waktu, sampai saya mendapatkan istilah lain yang lebih "nyaman". Kenapa "hukum sihir" saya pilih? Itu mengingat dua kanji yang menyusun kata tersebut, kanji "hou" 法 (law, rule, principle) dan "jutsu" 術 (art, technique, skill) dan mempertimbangkan kanji "hou" 法 yang juga menyusun kata 魔法 (mahou) yang sudah "dipatok" (baca: distandarisasi) sebagai "magic" jika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris.

Jadi, saya rasa "hukum sihir" cukup mumpuni sebagai terjemahan 法術 (houjutsu) ini.

Tapi begitu sampai pertengahan buku, pengarangnya--entah saya harus mengutuk mereka atau berterima kasih hahahaha--memberikan "petunjuk" dengan menuliskan istilah "Gramarye" di latar belakang satu panelnya.

Saya yang penasaran dengan kosakata itu--jujur, saya belum pernah mendengar kosakata inggris "Gramarye" dan saya akui ini kelemahan saya yang memang kurang mendalami bahasa inggris--langsung mencari info mengenai makna kata itu.

Berikut rangkuman dari penelusuran saya mengenai "Gramarye":

* Gramarye (or gramary) ARCHAIC magic; the occult (Webster's New World College Dictionary). Cek tautannya sini.
* Gramarye (archaic) magic, necromancy, or occult learning (Collins English Dictionary - Complete & Unabridged). Cek tautannya di sini.
* Word origin: Middle English gramery, grammar, magic ; from Old French gramaire, grammar
* Contoh pemakaian: It is the life and soul of all poetry—the lusus—the make-believe—the glamour and the gramarye. (Blackwood's Edinburgh Magazine, Vol. 66, No 409, November 1849). Cek tautannya di sini.

Sampai saat saya menulis artikel ini, saya bersikeras tetap menggunakan istilah "Gramarye" mentah-mentah tanpa dialihbahasakan ke bahasa indonesia.
Ada kemungkinan saya akan mengalihbahasakannya jika saya sudah merasa ada kata yang "sreg" sebagai padanan "Gramarye" tersebut.

Selain masalah "Gramarye" tersebut, saya juga tidak mengalihbahasakan beberapa istilah inggris--yang memang sejak awal kedua pengarangnya menggunakan pelafalan inggris di bukunya, alih-alih dilafalkan dalam bahasa jepang--semisal: returner, skill, searcher, bug, debugger, memory laundering, personal dowsing, dan sebagainya.

Tetapi, untuk beberapa kosakata yang pengarangnya gabungkan antara bahasa inggris dan jepang, seperti "bug  core" saya alih bahasakan menjadi "inti bug".

Selanjutnya saya serahkan kepada editornya, apakah akan mengubah istilah yang saya gunakan atau tidak.

Aw, saya jadi ngoceh panjang lebar gini cuma untuk membahas satu kosakata ahahaha....
Seenggaknya, saya seneng kalau nemu naskah yang "menantang" begini--meski bikin keder duluan :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar